Indonesia
merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Memiliki keuntungan
sebaran wilayah yang luas dari Sabang sampai Meraoke dan sebagai negara
kepulauan Indonesia diberikan wilayah laut yang luas. Saat masih duduk di
bangku sekolah dasar, mungkin tidak asing bagi kita untuk memahami negara
dengan kekayaan ekosistem nomor 2 di dunia setelah Brazilia, diapit oleh dua
benua dan dua samudera. Untuk membahas tentang kekayaan Indonesia tidak cukup
dalam satu paragraph karena negara kita memang sangat kaya. Bagi saya pribadi
nasionalisme saya adalah di Bidang Fauna. Beberapa waktu yang lalu saya
menyelesaikan sebuah buku perjalanan yang ditulis oleh Alfred Russel Wallace tentang
perjalanan beliau berkeliling nusantara dari tahun 1854 hingga 1862, yap judul
bukunya adalah The Malay Archipelago. Saya
menyelesaikan kisah perjalanan Wallace di Nusantara perjalanan diatas kapal di
Selat Sunda dan mempertanyakan apakah
perjalanan seperti ini mungkin?
Indonesia
merupakan negara megadiversity dengan jumlah keanekaragaman hayati nomor 2
paling banyak di dunia setelah Brazilia. Kekayaan fauna Indonesia tidak hanya
tentang jumlah tapi juga persebaran. Alfred Russel Wallace, mungkin nama yang
tidak asing bagi kita semua. Saat duduk di bangku sekolah dasar kita tentu
mempelajari dari buku atlas (mungkin anak-anak sekarang sudah menggantikan buku
atlas dengan maps di handphone) tentang persebaran fauna di Indonesia yang
dipisahkan oleh garis Weber dan Wallace. Fauna kawasan barat memiliki kemiripan
dengan fauna di Asia sedangkan disebelah timur mirip dengan fauna di Australia.
Hal paling unik yang dimiliki Indonesia adalah fauna yang ada diantara kedua
garis tersebut, Yap, fauna yang ada di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sebut saja
sebagai contoh burung maleo yang mampu menggali labirin dalam pasir untuk
menetaskan telur dengan panas bumi, anoa si sapi gunung, dan tentunya komodo
yang konon dianggap sebagai spesies dinosaurus yang belum punah.
Negara
dengan kekayaan yang tak terhingga tersebut tak luput dari masalah perdagangan
dan eksploitasi satwa liar. Beberapa waktu terakhir yang paling menarik
perhatian adalah monyet ekor panjang yang sering menganggu perjalanan wisata
kalian dengan meminta makanan saat ini telah ditetapkan oleh IUCN pada status Endangered atau terancam punah. Apakah
ini tiba-tiba? Karena selama ini spesies tersebut dikategorikan sebagai Vulnureble. Saya rasa tidak tiba-tiba,
mereka dianggap sebagai spesies penganggu oleh beberapa kelompok dan dianggap
lucu oleh kelompok lainnya sehingga ingin dipelihara, atau mungkin ada yang
menjadikan mereka sebagai mata pencharian. Peningkatan status monyet ekor
panjang menjadi terancam punah bisa menjadi bahan pelajaran bagi kita sebagai
salah satu masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan kita dan
segala ekosistem yang ada didalamnya.
Apakah
Indonesia akan sama indahnya tanpa fauna? Entahlah, awalnya mungkin
menyenangkan karena tempat beberapa tempat wisata kehilangan para penganggu
yang suka meminta makanan atau mereput handphone milik pengunjung. Tapi, saya
rasa tidak mereka adalah bagian dari ekosistem dan bertugas untuk menjaga
keseimbangan ekosistem. Lalu dengan kehilangan salah satu spesies mungkin akan
membuat udara gunung menjadi tidak segar karena pohon menjadi lebih sedikit
karena monyet ekor panjang secara tidak langsung bertugas mehyebarkan
biji-bijian di hutan sehingga ada pertumbuhan banyak pohon baru.
Lalu bagaimana liburan cara aku?
Sebelumnya saya harus disclaimer kalimat yang saya tulis di paragraph sebelumnya. Saya tidak setuju dengan orang-orang yang suka memberi makanan pada monyet-monyet yang ada di tempat wisata alam. Sederhananya tindakan tersebut bisa membuat mereka sakit terutama makanan manusia yang tidak dimakan oleh monyet, selain itu kita telah menganggu mereka dan bisa menyebabkan konflik antar manusia dan monyet (pada akhirnya tetap monyet yang disalahkan).
Sunset, best vitamin sea in the world |
10
tahun yang lalu, saya dan teman-teman pernah mencoba melakukan wisata alam di
Taman Nasional Karimun Jawa yang merupakan salah satu dari taman nasional laut
terindah di Indonesia. Perjalanan masa muda yang menyenangkan. Hal yang paling
saya ingat saat itu adalah mengantri tiket kereta api Jakarta – Semarang selama
8 jam di stasiun Jakarta Kota. Hari itu merupakan H-90 pembelian tiket lebaran,
yap PT. KAI memberikan kemudahan bagi pemudik lebaran untuk membeli tiket
kereta lebih awal agar tidak membludak pada H-30 hari lebaran. Dan saya yang
bertugas sebagai pembeli tiket harus mengantri bersama pemudik padahal saya
tidak perlu memperebutkan tiket mudik lebaran bersama mereka. Saat itu mungkin
hanya berandai-andai bagaimana jika saya bisa membeli tiket kereta api tanpa
perlu mengantri hingga 8 jam dan saya cukup membeli dari rumah. Sungguh, saya
ingin menunjukkan kepada Feby yang mengantri 10 tahun yang lalu aplikasi
Traveloka dan bagaimana saya bisa mendapatkan tiket kereta api dengan beberapa kali
klik saja.
Ada banyak papan petunjuk spesies flora dan fauna yang membantu kita mengenali hutan mangrove |
Perjalanan ke Taman Nasional Karimun Jawa merupakan perjalanan ekspedisi untuk mengamati penyu, rusa, burung, dan satwa lainnya yang ada di taman nasional tersebut. Selain itu kami juga menikmati hutan mangrove, snorkling, dan susur pulau. Saya tidak bisa menggambarkan banyak hal tentang perjalan saat itu karena sudah terlalu lama. Tapi 1 hal yang bisa dipastikan adalah kita bisa berwisata menikmati alam, mengamati burung dengan binocular atau memotretnya bagi para fotografer, dan segala kegiatan tersebut dapat kita lakukan tanpa menganggu kehiduapan ekosistem di dalamnya.
Lokasi istirahat di Treking Mangrove |
Taman
Nasional Karimun Jawa memiliki trekking mangrove yang memudahkan pengunjung
karena sudah disediakan trek kayu ditengah hutan mangrove. Selain itu juga
disediakan beberapa spot tempat duduk untuk beristirahat, papan petunjuk jenis
flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut, serta lokasi pengamatan burung (bird watching). Banyak cerita yang
terjadi selama perjalanan di Karimun Jawa. Yang namanya taman nasional laut
pasti gak lepas dari keindahan matahari terbenam, pengamatan rusa di malam
hari, atau hanya sekedar perjalanan mencari makanan di pasar tradisional. Saya
sangat beruntung karena saat itu sedang berlangsung Festival Jajanan Pesisir
sehingga ada berbagai jenis masakan seafood
dengan harga terjangkau.
Walau alergi seafood, kalau liburan ke laut ya harus bawa antihistamin dan antiradang |
Hal
yang paling mengesankan buat saya selama perjalanan di Karimun Jawa adalah
mengunjungi Pusat Penetasan Penyu Semi Alami (PSA). Karimun Jawa merupakan
salah satu kawasan pantai tempat penyu datang untuk menetaskan telurnya.
Menurut pengamatan staf Taman Nasional Karimun Jawa terdapat 2 spesies penyu
yang datang menetaskan telur yaitu jenis Penyu Sisik dan Penyu Hijau. PSA
merupakan salah satu program konservasi yang dapat sejalan dengan kegiatan masyarakat
dan juga ekowisata. Bagaimana cara kerja PSA? Nelayan di Karimun Jawa akan
melaporkan kepada pihak taman nasional jika menemukan sarang penyu, kemudian
sarang tersebut akan dibawa ke PSA. Setelah menetas, anak-anak penyu atau biasa
disebut tukik akan dilepasliarkan kembali ke lautan. Jika ada yang bertanya
kenapa perlu dipindahkan? Karena induk penyu akan meninggalkan telur dan
dikuburkan dalam pasir dan kembali ke lautan. Dari awal kehidupannya telur peyu
telah menjadi mangsa dari jenis-jenis reptil, burung, dan manusia sehingga
sangat diperlukan program evakuasi sehingga akan menghasilkan banyak tukik yang
dapat dilepasliarkan ke lautan. Tentunya kehidupan tukik di lautan juga tidak mudah,
beberapa penelitian menyebutkan dari puluhan telur yang ditetaskan hanya ada 1
ekor penyu yang bertahan hingga dewasa dan biasanya mereka akan kembali
mengubur telurnya dikawasan mereka diteteskan. Kadang saya suka baper melihat
sulitnya hidup sebagai penyu.
Kolam Penetasan Penyu Semi Alami |
Liburan Impianku adalah
Sebagai
seorang yang mengaku introvert saya sangat menikmati masa pandemic COVID-19.
Selama pandemic sangat menyenangkan karena bisa bekerja dari rumah, mengurangi
aktivitas sosial sesame manusia, dan bisa dengan mudah menolak ajakan nongkrong
bareng teman. Tapi entah kenapa saat mendengar tentang peningkatan status
konservasi monyet ekor panjang membuat saya ingin mengulang jejak perjalanan
masa lalu dan salah satu perjalanan wisata alam terbaik saya adalah perjalanan
wisata ke Karimun Jawa bersama teman-teman. Salah satu misi yang tidak dapat
kami selesaikan saat itu adalah susur pulau karena ditengah perjalanan kami
menyadari bahwa ukuran pulau kecil dalam peta karena ada teori bernama Skala. Yap,
benar sekali pulau kecil tetap saja berukuran sangat besar, jadi kalau kamu
ingin melakukan susur pulau, siapkan perjalanan yang lebih panjang. Tapi saya
rasa segala perjalanan susur masa lalu itu hampir mustahil, karena yang namanya
persahabatan yang indah itu Cuma ada di Hospital Playlist. Yang namanya
ngumpulin beberapa orang dengan pekerjaan berbeda-beda untuk nyocokin jadwal
cuti atau jadwal pas lagi kerjaan senggang macam nyari jarum dalam tumpukan
jerami, belum lagi setelah jadwal dipastikan suka ada satu per satu yang
membatalkan jadwal.
- Saat kembali ke Karimun Jawa saya tidak akan melakukannya dibulan Juni atau Juli karena saya ingin melihat kegiatan pelepasliaran tukik. Berdasarkan media yang disampaikan oleh Balai Taman Nasional kegiatan ini biasanya berlangsung pada bulan Maret/ November. Dan berdasarkan cuaca saat terbaik adalah bulan Maret dibandingkan November yang berhujan
- Hal yang paling menyenangkan adalah aya tidak perlu susur masa lalu dengan mengantri selama 8 jam untuk memperoleh tiket kereta api dari Jakarta ke Semarang. Hanya dengan beberapa kali klik, saya bisa memilih kereta api dari kelas ekonomi ataupu eksekutif. Sebuah informasi yang barusan saya temukan di Traveloka adalah ada penerbangan menuju ke Karimun Jawa yang menunjukkan kalau saya sudah melewatkan 10 tahun sejak kunjungan terakhir ke pulau tersebut.
- Awalnya, saya kira ingin ke Karimun Jawa untuk susur masa lalu tapi setelah melihat pilihan hotel yang ada di Karimun Jawa sepertinya staycation dan hanya numpang tidur di hotel dengan pemandangan laut tidak ada salahnya.
- Sangat memudahkan jika berlibur dengan paket wisata karena perjalanan di Karimun Jawa membutuhkan penyewaan kapal dan peralatan snorkling, saya rasa lebih baik jika kita ikut serta dalam kelompok tur yang bisa dipilih di Traveloka.
- Hal paling penting dalam perjalanan menuju Taman Nasional adalah Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) agar segala aktivitas yang dilakukan dalam taman nasional tidak melanggar segala jenis peraturan yang ditetapkan.
So, karena bulan Maret ini ada tanggal merah dihari selasa, tidak ada salahnya memperoleh izin/ cuti di hari senin sehingga bisa melakukan perjalanan 5D4N di kawasan Taman Nasional Karimun Jawa. Perjalanan liburan yang menyenangkan bukan datang ke tempat yang sedang viral atau mungkin mahal tapi liburan yang mengikuti suara hati sehingga bisa menjalani hidup dengan caramu. Perjalanan susur masa lalu ke Karimun Jawa mungkin salah satu dari sedikit impian saya karena perjalanan impian yang saya harapkan dapat diwujudkan oleh Traveloka adalah perjalanan susur ulang perjalanan Alfred Russel Wallace berkeliling Nusantara untuk menemukan berbagai jenis spesies baru dan memperkenalkannya pada dunia. Tentunya Alfred Russel Wallace akan lebih bahagia jika kala itu Traveloka dapat membantu perjalanan beliau karena dengan Traveloka beliau tidak harus mengunjugi para raja dan meminta bantuan untuk mencari transportasi dan akomodasi.
3 alasan saya ingin berwisata ke Karimun Jawa adalah:
- Mungkin banyak hal yang sudah berubah di Karimun Jawa dibandingkan 10 tahun yang lalu, tapi Karimun Jawa tetap bisa menjadi salah satu pilihan wisata alam yang berbasis konservasi dan sebagai orang Indonesia dan rasa nasionalismenya sudah seharusnya kita berlibur dengan tetap menghargai alam dan ekosistemnya
- Perjalanan bersama teman-teman adalah hal terbaik di masa 20 tahunmu dan pasti akan menyenangkan melakukan hal itu kembali
- Mengajak orang-orang untuk beriwisata ke alam dengan tidak menganggu lingkungan dan ekosistemnya. Harapannya banyak orang menikmati mengamati hewan di alam sehingga perdangangan dan eksploitasi satwa liar menjadi berkurang
Bukan kah menyenangkan menyaksikan satwa liar langsung di alamnya? |
- Karena ingin mengikuti jejak Alfred Russel Wallace berkeliling nusantara dan menuliskannya.
Saya menemukan buku The Malayan Archipelago di salah satu perpustakaan di Jakarta kemudian memutuskan untuk membelinya. Setelah menyelesaikan buku tersebut saya rasa haru banyak anak muda Indonesia yang melakukan perjalanan serupa, tak hanya berlibur tapi juga memperkenalkan sesuatu yang berbeda tentang Indonesia. Dalam satu buku yang saya kira hanya tentang fauna ternyata menggambarkan banyak hal tentang adat istiadat, kebudayaan, kebiasaan, perkembangan teknologi, dan tata kehidupan masyarakat Indonesia pada abad ke-19. Yuk, rencanakan liburan di Traveloka dengan wisata alam berbasis konservasi, gak harus di Karimun Jawa kok, bisa ke Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Bantimurung, Tamn Nasional Bunaken, Taman Nasional Wakatobi, dan masih banyak lagi. Yap hampir semua wisata keren di Indonesia adalah taman nasional. Kalau Wallace aja bisa dimasa yang sulit, masa kita gak bisa dengan segala kemudahan yang diberikan dari Traveloka.
Tentunya liburan dengan mengikuti suara hati dan jalani hidup dengan caramu #LifeYourWay
Jarang banget aku baca buku ampe bikin ringkasan lengkap |