Last Jurnal
Menjadi dokter hewan tinggal selangkah lagi tapi menjadi seorang blogger butuh perjuangan yang lebih besar. Beberapa tahun yang lalu, saya membaca sebuah novel dan terinspirasi untuk memberi nomor urut pada setiap artikel yang saya tulis. Positifnya, saya tidak bisa menghapus satu tulisan ketika tidak lagi dibutuhkan atau dapat merugikan karena akan pasti akan ketahuan. Tapi negatifnya, judul artikel jadi kepanjangan. Selain itu, salah satu artikel yang saya tulis tentang kesan operasi pertama yang saya lakukan mendapat viewer terbanyak dan sering kali saya diprotes oleh adik kelas yang nyasar ketika mencari literatur laparotomi untuk laporan mereka.
Cita-cita saya adalah seorang penyampai berita tentang konservasi, mengajak masyarakat lebih mengenal dan mencintai satwa liar.
Saya bukan orang yang hebat ataupun memiliki kekuasaan untuk mengurangi tindakan eksploitasi terhadap lingkungan dan satwa liar karena itulah saya ingin menjadi seorang yang sering membagi sedikit ilmu yang saya miliki. Saat sidang sarjana dua tahun yang lalu, dosen pembimbing skripsi saya bertanya "Kamu mau jadi apa setelah lulus? Kamu suka menulis kan?". Jawaban saya saat itu adalah "Saya suka menulis blog pak dan tidak mampu untuk tulisan ilmiah karena saya bukan orang cerdas dan telaten yang sering melakukan penelitian dan menuliskan sebuah jurnal ilmiah. Dan setelah lulus saya ingin menjadi blogger yang berbagi tentang konservasi satwa liar.".
Semoga sejak saat ini saya bisa tetap konsisten dalam menulis dan berbagi minat tentang satwa liar di halaman ini.
Postingan ini bukan tulisan terakhir yang saya tulis disini, tapi merupakan tulisan terakhir dengan membawa kata jurnal dalam judulnya.
2 Comments
Teruslah menulis mbak, teruslah menulis :) kamu keren :3
BalasHapusTerima kasih mas febri
Hapus