Bahtera Nuh dan Konservasi, Saya?
Ilustrasi Bahtera Nuh: Wikimedia Common |
Jika saya harus memilih sebuah alkisah yang menjadi kesukaan, maka saya akan memilih kisah Nabi Nuh. Saya sangat senang ketika memahami bahwa Allah sang pencipta telah mengajarkan makna konservasi sejalan dengan perintah untuk taat kepadaNya. Nabi Nuh diperintahkan Allah untuk membuat satu buah kapal yang sangat besar di puncak bukit sebagai persiapan menghadapi banjir bandang yang akan menjadi azab Allah atas kaum yang ingkar padaNya. Allah memerintahkan agar Nabi Nuh membawa serta umatnya yang taat kepada Allah SWT beserta masing-masing sepasang satwa ke dalam Kapal tersebut. Secara tidak lamngsung kisah ini mengajarkan kita untuk memahami makna konservasi menyelamatkan alam semesta beserta isinya bukan menyebabkan kerusakan terhadap alam.
Hablum Minallah, Hablum Minan Naas, Hablum Minal Alam
Tugas manusia sebagai mahluk ciptaanya dan sebagai khalifah dimuka bumi adalah mensejahterakan alam beserta isinya. Namun dewasa ini banyak terdengar berita buruk tentang punahnya salah satu spesies ciptaanNya dan lebih banyak lagi pemberitaan terkait eksploitasi terhadap flora maupun fauna di muka bumi sehingga muncul kata seperti "Terancam punah" "Rentan Punah" atau istilah-istilah untuk pengkategorian pemanfaatan dan perdagangan satwa, yaitu "Appendix".
Jika saya ditanya tentang cita-cita, maka saya akan menjawab ingin menjadi suara dari hutan sebagai wakil dari para satwa yang memohon perlindungan agar manusia lebih bijaksana dalam memanfaatkan dan menggelola ekosistem yang ada di dalam hutan. Saya sedih jika mengingat saya salah ketika memohon padaNya tentang cita-cita dan masa depan saya. Saya hanya memohon untuk menjadi suara dan wakil dari para satwa tapi saya tidak pernah menyebutkan bahwa saya ingin ada di sisi mereka, mendampingi mereka dalam menghadapi kerasnya alam terutama gangguan atas tangan-tangan jahil manusia. Bahkan hingga hari ini saya belum mampu ikhlas dan bersyukur atas takdir yang diberikanNya untuk saya jalani, saya masih selalu melihat kebelakang saat saya masih ada diatas bahtera Nuh bersama para satwa berusaha melawan kuatnya gelombang dan badai diatas lautan.
22 November 2017
Masih sangat jelas dalam ingatan saya ketika ditanyakan "Apa yang akan kamu lakukan terkait kecintaanmu pada satwa liar jika apes diterima disini?" Dan hari itu saya menjawab dengan percaya diri bahwa saya akan menulis tentang mereka dan menyuarakan hal tersebut untuk mengajak masyarakat turut serta dalam peran konservasi. Dan ternyata saya memang apes karena diterima dan dipaksa untuk keluar dari bahtera Nuh, hanya bisa melihat bahtera itu dari sisi lain lautan. Saya sangat yakin bahwa saya sial dan menyesali kenapa saya harus sesial ini, tapi saya selalu percaya bahwa ini adalah rencanaNya agar saya menjadi orang yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan mampu menghadapi lebih banyak badai besar diatas lautan.
Nah lo... ini tulisan apaan?
Baiklah, saya akan jujur ini adalah tentang curahan hati saya yang masih berharap ada sekoci dari Bahtera Nuh yang akan menghampiri dan menjemput saya untuk bergabung kembali bersama mereka. Tapi sayangnya, Bahtera Nuh melihat saya lebih bahagia hidup di kapal yang lebih modern dan lebih hebat dalam menghadapi badai. Jadi ceritanya, postingan ini adalah curhatan seorang yang dilepaskan oleh Bahtera Nuh pada sekoci lain diakhir usianya yang ke-26.
Saya hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada drh. Feby Yolanda Wulandari yang terlalu banyak meratapi kesialannya seraya menatap Bahtera Nuh yang semakin jauh. Saya hanya berharap bisa terus mengingat apa yang saya ucapkan pada 22 November 2017 lalu dan semakin rajin membaca tentang spesies-spesies yang ada di bahtera Nuh dan menuliskan tentang mereka agar masyarakat dan para generasi muda tergerak hatinya untuk menjadi seperti nabi Nuh yang mampu menyelamatkan banyak spesies hewan dari kepunahan.
Ilustrasi ini saya minta untuk dibuatkan oleh Teh Langit sebagai bentuk cita-cita saya di masa depan. Mungkin usia 27 Tahun terlalu tua untuk membentuk ulang cita-cita, bukankah semakin sering kamu mengucapkan sesuatu semakin dekat dia dengan kenyataan. Dan ilustrasi teh langit ini merupakan hadiah yang saya pesan untuk Feby yang berusia 27 Tahun agar dia tidak pernah berhenti bermimpi suatu hari akan kembali ke Bahtera Nuh bersama spesies-spesies yang dia cintai.
Selamat Ulang Tahun Feby Yolanda yang Ke-27
0 Comments